Rabu, 24 Januari 2018

# Inspirasi

Wedang Jahe, Minuman Hangat Penghilang Penat.


Di antara semua anggota keluarga, saya adalah yang paling nggak tahan dingin. Itu sebabnya saya lebih bahagia di musim kemarau dari pada di musim hujan. Juga lebih nyaman ke pantai daripada ke gunung.

Saat kedinginan, tubuh saya tak hanya menggigil, tapi perut pun terasa mulas. Kondisi ini cukup menyiksa terutama bila saya harus antar jemput anak sekolah di musim hujan. Jas hujan dan helm sering kali tak cukup melindungi tubuh saya dari hawa dingin yang menerpa.

Bila tak sengaja kehujanan, maka setelahnya beberapa pekerjaan saya akan tertunda. Hal ini karena saya harus mencari kehangatan dengan berlindung di balik selimut sementara waktu, guna menetralisir suhu dan kondisi tubuh saya.

Maka dari itu, saya selalu sedia bahan untuk membuat minuman hangat. Kopi, teh dan jahe adalah beberapa bahan yang saya pilih karena praktis penyiapannya. Tetapi, mengingat manfaatnya, saya lebih memilih membuat wedang jahe bila tersedia ketiganya.

Cara menyiapkannya sangat mudah. Pertama rebus air. Sambil menunggu air mendidih, siapkan rimpang jahe secukupnya, cuci bersih lalu geprek. Jahe yang digeprek bisa dikupas lebih dahulu, bisa juga tidak. Saya sendiri lebih suka tanpa dikupas. Berikutnya, taruh jahe geprek ke dalam gelas atau cangkir, tambahkan sedikit gula, lalu tuangkan air yang sudah mendidih. Wedang jahe pun siap dinikmati.


Wedang jahe, selain untuk menghangatkan tubuh, ternyata memiliki banyak khasiat yang lain. Menurut sebuah artikel kesehatan dari Liputan6.com, jahe juga mampu mempercepat metabolisme, mengurangi lemak pada orang yang mengalami obesitas, sebagai antioksidan, mengatur kadar lemak jahat atau kolesterol, menjaga kesehatan jantung serta membantu mengurangi kelelahan atau rasa sakit pada sendi dan otot.

Bagi saya, kenikmatan minum wedang jahe adalah saat saya merasa sangat kedinginan setelah kehujanan. Tapi tak jarang saya juga menyeruputnya saat pagi sebelum sarapan. Saat diminum, aroma jahe yang khas berlomba dengan kehangatan wedang, merasuk ke dalam tubuh saya melalui kerongkongan. Rongga dada saya pun terasa segar dan nyaman karenanya. Rasa tegang pada otot-otot tubuh saya, terasa lebih longgar.

Sesekali, saya juga suka menikmati minuman hangat selain wedang jahe. Beruntungnya tinggal di Indonesia yang memiliki keragaman budaya termasuk kulinernya, sehingga membuat saya berkesempatan mengenal berbagai minuman hangat dari berbagai daerah.

Di daerah asal saya yaitu Jawa Timur, saya mengenal ronde. Ronde adalah air rebusan jahe yang dicampur gula, santan, pandan dan sere. Kuah ini diberi isian berupa potongan roti, mutiara, kacang tanah sangrai dan ketan. Rasanya manis, gurih dan hangat tentu saja.

Sedangkan di tempat tinggal sekarang, yang sering saya temui adalah bandrek, bajigur di siang hari dan sekoteng di malam hari. Bandrek dan bajigur hampir sama. Yang membedakan adalah bajigur mengandung campuran gula merah. Pedagang bajigur biasanya juga menjual umbi-umbian rebus dan kue tradisional sederhana. Sekoteng mirip dengan ronde, tetapi kuahnya tanpa santan dan isiannya tanpa ketan, tetapi ada kolang kaling di dalamnya.

Masih ada minuman hangat lainnya dari pelosok nusantara seperti wedang uwuh, bir pletok, kembang tahu, wedang secang dan lain-lain. Tetapi, favorit saya tetaplah si bening wedang jahe. Bagaimana dengan Anda?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates