Sabtu, 27 Januari 2018

Mandiri Sejak Dini, Pede Lebih Tinggi


Pendidikan karakter untuk anak sebaiknya diberikan sejak usia dini. Melatih kemandirian adalah salah satunya. Mandiri adalah mampu melakukan berbagai hal untuk diri sendiri tanpa bantuan orang lain. Kemandirian perlu dilatih agar anak lebih siap menghadapi tantangan dalam hidupnya.

Walaupun memiliki anak yang mandiri menjadi dambaan, kenyataannya tak sedikit orang tua yang masih tak rela ‘melepas’ anak dari buaiannya. Padahal, jika dibiarkan berlarut, hal itu bisa menyebabkan anak kesulitan beradaptasi dengan lingkungan barunya.

Di dalam fase kehidupannya, lazimnya anak akan mengalami beberapa kali pergantian lingkungan. Lingkungan pertama yang dijumpainya adalah di rumah bersama keluarganya. Setelah itu baru anak akan mengenal sekolah dari level terendah hingga perguruan tinggi.

Di lingkungan sekolah, baik sekolah umum maupun pesantren, anak akan berjumpa dengan teman dan guru dengan berbagai karakter. Dari interaksi antara anak dengan gurunya maupun anak dengan teman-temannya, tentu ada potensi yang memungkinkan timbulnya ‘tugas’ bagi anak. Baik tugas berupa materi dalam belajarnya, maupun ‘tugas’ menyelesaikan permasalahan yang mungkin timbul dari interaksi tersebut.

Tanpa kemandirian, anak akan kesulitan menyelesaikan masalahnya sendiri. Ia akan bergantung pada orang lain yang mau membantunya . Dia juga akan merasa minder dan lebih nyaman bergaul dengan orang tertentu sehingga pergaulannya terbatas.


Masalahnya, di lingkungan yang dihadapinya, anak belum tentu selalu bertemu dengan orang-orang yang membuatnya nyaman. Dia mungkin saja akan bertemu dengan orang-orang yang berkarakter buruk. Misalnya mereka yang suka membully, memanfaatkan teman sendiri atau yang egois setengah mati. Jika anak tak mandiri, orang tualah orang pertama yang akan direpotkan.

Untuk menanamkan kemandirian pada anak, 5 faktor berikut perlu diperhatikan orang tua.

Ajarkan keterampilan sesuai usia

Kemampuan dan daya tangkap anak akan berkembang sesuai dengan usianya. Maka latihan yang diberikan pun harus berbeda. Tingkat kesulitan yang terlalu tinggi bisa membuat anak frustasi. Orang tua harus mewaspadai hal ini.

Berikan kesempatan mencoba

Saat mengajarkan sesuatu pada anak, berikan pula kesempatan pada mereka untuk mencobanya. Kemampuan anak akan terasah bila mereka banyak berlatih.

Berikan kepercayaan

Saat anak mampu melakukan sesuatu, berikan kepercayaan pada mereka walau hasilnya belum sesuai harapan. Sebagai orang tua, wajar jika ada kekhawatiran. Tetapi jangan berlebihan apalagi sampai menghambat langkah anak. Hindari terlalu cepat memberikan bantuan. Yakinlah bahwa anak mampu melakukannya dengan baik.

Hargai usaha anak

Di awal menguasai suatu hal, wajar jika anak masih sering melakukan kesalahan. Namun, hindari mencelanya. Berikan penghargaan atas keberaniannya mencoba hal baru tersebut.

Berikan hadiah

Untuk menambah rasa percaya dirinya, sesekali berikan hadiah atas prestasinya. Hadiah tak harus berupa materi. Sebuah pujian dan pelukan pun bisa menjadi penyemangat bagi anak.

Saat anak sudah terbiasa melakukan hal-hal baik yang menjadi tugasnya, perlahan berikan pengertian bahwa itu memang kewajibannya. Sehingga ada maupun tak ada hadiah, anak harus melakukan hal tersebut.

Kemandirian sangat penting bagi anak karena orang tua tentu tak bisa selamanya mendampingi mereka. Akan tiba saatnya anak harus hidup terpisah dengan orang tua, entah karena alasan melanjutkan pendidikan, bekerja, maupun alasan yang lain.

Anak yg terbiasa mandiri akan berfikir mencari solusi. Mereka juga mampu membuat keputusan terkait pilihan dalam hidupnya. Dan yang pasti, anak yang mandiri lebih bahagia dan lebih percaya diri. Selamat melatih kemandirian, wahai Ayah Bunda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates