Senin, 20 November 2017

# Info

Cara Mutasi Faskes di BPJS



Minggu ini emang saatnya emak seterong unjuk gigi. Gimana enggak, tiga anak kompak tepar. Penyakitnya pun sama. Panas, radang tenggorokan, batuk dan pilek.

Si ganteng yang masih usia tiga tahun masih punya stok obat, tinggal berjuang untuk ngasi. Abege manis yang duduk di kelas akhir SMP, rupanya udah harus segera ke dokter. Minum obat warung aja, nggak bikin dia segera membaik. Sementara si sulung kayaknya masih kuat, sementara ditelatenin sama buah-buahan, minum air putih yang banyak plus istirahat aja.

Mengantar abege manis ke dokter, ini kali pertama saya mau pakai kartu BPJS. Sore hari di jam praktek sang dokter, kami datang. Eh, kok tutup? Ya udahlah, kami kembali keesokan paginya. Lah, kok tutup lagi? Eh lhadalah, dapat info dari seseorang katanya sang dokter sakit dan nggak praktek hari itu.

Saya nggak sempat nanya, Bu Dokter rujukan saya ini nggak praktek hari itu aja, atau emang udah lama nggak praktek. Karena beberapa kali saya lewat rumah beliau di jam praktek, tutup mulu.

Akhirnya saya pergi ke klinik lain. Di klinik ini, putri saya bisa dilayani dengan kartu BPJS tapi untuk sekali itu aja, karena klinik tersebut bukanlah faskes yang saya tunjuk sesuai aplikasi saat daftar BPJS. Kalo mau dilayani saat berobat berikutnya, harus mutasi faskes dulu dari dokter sebelumnya, ke klinik ini.

Berhubung si sulung dan si bungsu masih belum sembuh benar, dan juga masih ada kesibukan yang nggak bisa ditunda, saya belum sempat ngurus mutasi faskes ke kantor BPJS setempat. Konsen ngerawat anak-anak dululah, pikir saya. Toh, udah dapat obat buat yang urgent, hehe...

Qodarullah, hingga dua hari berikutnya, kondisi si sulung malah makin parah. Saya terpaksa membawanya ke dokter faskes saya. Daan, yup! Tutup. Ya udahlah, fix. Berarti emang kudu pindah faskes.

Kenapa saya harus segera pindah faskes? Karena toleransi yang diberikan klinik yang saya tuju hanya satu kali untuk satu pasien dalam satu KK. Dan kesempatan itu udah diambil untuk anak kedua saya, si abege manis.

Akhirnya pagi kemarin saya pun pergi ke kantor BPJS Mojokerto untuk mengurus mutasi faskes atas nama saya dan tiga anak saya. Berdasarkan info dari klinik yang hendak menjadi faskes baru saya, ternyata syarat untuk mutasi faskes adalah:
1. Kartu BPJS
2. Satu lembar fotokopi Kartu Keluarga

Memasuki kantor BPJS, saya langsung disambut satpam yang ramah di dalam. Beliau bertanya keperluan saya, lalu mengambilkan formulir dan membimbing saya untuk mengisi formulir tersebut. Nggak semua data wajib diisi, hanya yang sesuai keperluan.

Beberapa menit kemudian, saya kembali pada satpam tersebut untuk diperiksa, apakah pengisian formulir tersebut udah bener. Ketika dinyatakan komplet, barulah saya diberi kartu antrian dan ditunjukkan ruang tempat saya harus antri untuk mendapatkan pelayanan.

Tak lama antri, tiba giliran saya. Empat kartu BPJS dan selembar fotokopi KK pun saya serahkan pada petugas. Beberapa menit kemudian, kartu baru pun selesai dicetak. Dan saya pun pulang.

Kartu tersebut, langsung saya pakai untuk bawa anak sulung saya berobat. Dan dia bisa dilayani. Petugas hanya memberi info, bahwa kartu yang baru dimutasi tersebut hanya bisa dipakai untuk pengobatan biasa.

Apabila pasien membutuhkan rujukan untuk ke RS atau faskes tingkat selanjutnya, maka kartu tersebut baru bisa dipakai per tanggal 1 bulan berikutnya.

Alhamdulillah, pelayanan yang saya dapatkan cepat, bagus, ramah dan menyenangkan. Baik pelayanan di klinik maupun di kantor BPJS.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates