Sabtu, 03 Februari 2018

# Wisata

Arab Saudi, Impianku dari Dulu hingga Kini


Pagi tadi, saya menjemput bapak dan adik saya di bandara Juanda, Surabaya. Mereka baru saja pulang dari perjalanan untuk ibadah umrah.

Selama ini, saya sudah banyak mendengar kisah-kisah seru dan mengharukan dari mereka yang telah menjalaninya. Tapi ketika menyimak cerita dari adik sendiri secara langsung, rasanya sangat berbeda. Sebagai seorang muslimah, saya tentu juga sangat mengidamkannya.

Perjalanan mereka dimulai sejak pertengahan bulan Januari kemarin. Karena ikut grup backpacker, maka mereka memilih naik pesawat non direct, sehingga harus transit di beberapa negara. Ketika transit, sambil menunggu penerbangan berikutnya, mereka akan memanfaatkannya untuk city tour.

Negara pertama yang mereka singgahi adalah Malaysia. Bersama seorang sahabat, saya sudah pernah mengunjungi negeri jiran ini beberapa tahun yang lalu. Dan itu adalah perjalanan saya yang pertama dan sekali-kalinya ke luar negeri.


Menyimak cerita dari saudara saya yang lain, bahwa antrian haji yang sedang dinantinya masih akan jatuh tempo beberapa tahun lagi. Itu makin menguatkan keinginan saya untuk segera ke Baitullah, baik untuk berhaji maupun umrah. Mohon doanya ya, Teman-teman.

Kembali ke topik utama. Apa sih yang membuat saya ingin sekali ke Arab Saudi? Yang pertama tentu karena ingin ke Mekkah untuk ibadah umroh dulu setidaknya, walaupun hukumnya sunnah.

Menurut adik saya, suasana di sana sangat menyenangkan. Di mana-mana yang terlihat adalah wajah-wajah teduh penuh kebahagiaan. Semua berlomba-lomba untuk beribadah. Shalat wajib, shalat sunnah, membaca Al Quran dan berdzikir adalah aktivitas utama. Sedangkan mencari nafkah, seolah hanya aktivitas selingan yang dilakukan sambil menunggu waktu salat tiba.


Setiap hari, semua orang bergegas menuju masjid begitu mendengar suara adzan. Mereka bahkan sudah mempersiapkan diri beberapa saat sebelum adzan pertama dikumandangkan. Sesampainya di masjid, mereka segera melakukan shalat sunnah sampai adzan ke dua dikumandangkan. Adzan kedua adalah tanda bahwa shalat wajib akan segera dimulai.

Salat berjamaah terasa syahdu. Sesekali terdengar imam terisak ketika membaca ayat suci. Adik saya walau tak paham dengan arti surat yang dibaca, terbawa suasana. Semua larut dalam kepasrahan, menghamba pada Yang Maha Kuasa, menyerahkan diri dan mengakui ketidakberdayaan di hadapan-Nya.

Di Masjidil Haram yang mana terletak Ka’bah di dalamnya, ada beberapa tempat yang mustajab untuk berdoa. Mustajab artinya dikabulkan. Siapa sih yang nggak ingin doanya dikabulkan? Saya tentu ingin, apalagi keinginan saya banyak, hehe.

Beberapa tempat tersebut antara lain Multazam (antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah), Hijir Ismail, di bawah pancuran emas di Ka’bah, belakang Maqam Ibrahim, di Bukit Shafa dan Bukit Marwa dan masih ada lagi.


Beberapa hari berada di Mekkah, banyak pengalaman berkesan yang didapatkan adik saya. Pernah suatu ketika, saat sedang antri untuk mengambil air zam-zam, seorang wanita berniqob tiba-tiba datang dan menyapanya.

Wanita tersebut bertanya dari mana adik saya berasal. Dia sangat takjub ketika adik saya menjawab bahwa dia berasal dari Indonesia. Wanita itu juga terharu karena negeri kita amat jauh dari Arab dan tidak berbahasa Arab, tetapi adik saya memiliki niat yang amat besar untuk bisa sampai ke Mekkah. Tiba-tiba wanita tersebut mengelus lembut pipi adik saya dan memberinya sejumlah Riyal lalu segera berlalu. Sementara adik saya bingung dan bengong dibuatnya.

Masih banyak pengalaman menarik lain yang dikisahkan adik saya, membuat saya makin ingin pergi ke sana. Arab Saudi akan tetap menjadi impian saya sebelum saya ingin menjejakkan kaki ke negeri lain di dunia ini. Semoga segera kesampaian. Kalau Anda, negeri apa yang ingin Anda kunjungi?




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Follow Us @soratemplates