Siaga dengan Paket P3K.
Unknown
Februari 04, 2018
0 Comments
Memiliki anak lelaki berusia tiga tahun kadang membuat saya merasa was-was. Rasa ingin tahu dan keinginannya untuk mencoba hal baru demikian besar, tetapi belum diimbangi dengan kewaspadaan yang cukup.
Seringkali dia melakukan aktivitas yang berpotensi membuatnya terjatuh dan terluka. Sebagai ibu, tentu saya berusaha mengawasinya dengan baik. Tetapi ada kalanya dia lolos dari pengawasan.
Tahu-tahu terdengar suara benda terjatuh bersamaan dengan pecahnya tangis si kecil. Olala, rupanya dia terjatuh saat mencoba menaiki sesuatu yang labil posisinya. Dan sebuah luka kecil di tangan atau kakinya, ditunjukkannya pada saya.
Kejadian seperti itu walaupun jarang, tetap harus saya antisipasi. Itulah sebabnya saya selalu menyiapkan kotak P3K di rumah. Sesuai dengan kepanjangannya yaitu pertolongan pertama pada kecelakaan, maka kotak P3K selalu saya isi sesuai kebutuhan sehingga bila ada anggota keluarga yang membutuhkannya, obat yang diperlukan tersedia. Saya pun tak perlu repot keluar rumah untuk membelinya pada saat panik karena si kecil terluka misalnya.
Kotak P3K di rumah saya, sekaligus saya satukan dengan stok obat. Isinya jadi tampak komplet karena menyatu dengan obat-obatan yang sering kami butuhkan.
Beberapa obat yang biasa tersedia antara lain:
- Obat dan alat untuk merawat luka baru, yaitu betadine, revanol, kapas, kasa steril, plester cepat dan plester perekat.
- Obat turun panas. Karena demam bisa terjadi kapan saja, maka saya mengusahakan agar obat untuk itu selalu tersedia, baik untuk dewasa maupun untuk si balita.
- Obat flu dan batuk. Agar flu dan batuk tidak menular kepada anggota keluarga yang lain, maka saya juga menyediakan obatnya, agar penderita bisa segera meminumnya dengan harapan segera sembuh.
-Obat maag.
- Multivitamin untuk dewasa dan balita.
- Salep atau obat oles dan koyo untuk capek-capek. Suami saya sering membutuhkan obat ini untuk mengatasi kelelahan ototnya akibat sering menyetir atau duduk dalam jangka waktu cukup lama.
- Obat memar dan obat luka bakar.
- Pembalut wanita. Benda yang satu ini juga wajib ada di rumah saya mengingat ada tiga orang pemakainya.
- Gunting kuku dan gunting pemotong.
Itulah isi kotak P3K saya. Sesekali saya juga akan memeriksa obat-obatan tersebut agar mengetahuinya bila ada yang kadaluarsa. Obat yang kadaluarsa harus segera dibuang agar tidak sampai terkonsumsi oleh anggota keluarga.
Selain kotak P3K, ada hal lain yang juga selalu saya siapkan untuk mengantisipasi kejadian yang tak terduga. Yang pertama adalah kartu BPJS. Kartu ini diperlukan untuk berobat. Sesuai pengalaman saya, walaupun berada di luar kota, dalam keadaan darurat, kartu ini tetap bisa dipakai. Jadi, saya selalu menyiagakannya di dompet.
Dan yang terakhir adalah nomor telepon penting. Nomor telepon tersebut meliputi nomor telepon dokter faskes tingkat satu rujukan saya, nomor telepon rumah sakit faskes dua, nomor telepon beberapa dokter langganan serta nomor telepon taksi dan ojeg. Karena sekarang menggunakan taksi online lebih mudah dan nyaman, maka saya juga memasang aplikasinya di ponsel saya.
Antisipasi kondisi darurat itu bukan sekedar menyiapkan kotak P3K, tapi juga menyiapkan beberapa hal yang diperlukan untuk perawatan selanjutnya. Pertolongan pertama yang cepat dan tepat akan meminimalkan resiko dan biaya.
Adakah saran yang lain dari pembaca sekalian? Bisa di-share di kolom komentar ya.